Sahabatku...
Akhir Desember 1994 ketika itu aku telah menyelesaikan study di sebuah Universitas Negeri yang ada bagian Indonesia Timur yang tepatnya di Universitas Cendrawasih,pada saat itu juga saya berniat untuk merantau yang kebetulan waktu itu saya ada saudara sepupu berada di Jambi,bekerja di sebuah Perusahaan Industri Kayu Lapis (Triplek).Berawal dari situlah aku ingin ikut dia,belajar hidup jauh dari orang tua,memang kehidupan kelurgaku bukan dari orang yang berada,melainkan keluarga yang hidup dengan keuangan pas pasan.Banyak cerita yang sudah kita lewati bersama, masa dimana kita merajut mimpi dan menggapai asa kita. Dan ketika sang waktu memisahkan kita, maka kenanganlah yang selalu hidup dalam benak kita.Aku pergi meninggalkan kampung halaman bukan karena aku tidak betah.Aku pergi hanya karena sesuap nasi.Meskipun kehidupanku bersama kedua orang tua dan kakakku masih boleh dibilang lumayan.Itu memang adalah sebuah panggilan hidup demi mencari nafkah meskipun di pulau seberang sana.Kutinggalkan sahabatku pergi merantau,namun aku tak pernah melupakan mereka meskipun sudah puluhan tahun lamanya.
Pada saat itu dengan penuh kesedihan keluargaku kutinggalkan meski banyak orang yang melarang keberangkatanku,namun kucoba meyakinkan mereka bahwa nanti kalau aku sudah setahun aku akan pulang apabila sudah dapat pekerjaan.Akhirnya janji itu saya tidak tepati,di tahun 1998 baru saya pulang.Empat lamanya baru terkabul niat untuk pulang,keluargaku begitu antusias memikirkan nasib dan keadaanku selama di rantau orang.Tapi selama kurun waktu empat tahun itu aku sering kirim surat mengabarkan keadaanku sebab saat itu telepon genggam belum begitu populer.
Kita berpisah bukan untuk tak berkata atau kita berpisah bukan untuk tak bersua tapi kita berpisah hanya karena jarak yang membentang di antara kita, jalinan tali persaudaraan dan persahabatan kita akan tetap selalu mengikat dan menghubungkan kita.Kepulanganku di tahun 1998 itu mengadung banyak polimik,sahabat sahabat yang kutinggalkan juga sudah pada merantau,ada yang ke Kalimantan,Irian dan bahkan ada juga yang masih berada dikampung halaman,hanya saja mereka tinggal di Kabupaten lain.Tak satupun sahabat saya yang bisa saya temui,empat tahun berikutnya Allah memberikan saya rezeki dan pulang,merekapun tak kutemui,namun saya bergumam dalam hati suatu saat akan bertemu juga.Keadaan keluargaku (ibu,bapak dan kakak perempuanku) masih dalam keadaan sehat wal'afiat,Alhamdulillah kami masih beserta keluarga masih diberikan umur panjang dan kesehatan namun sahabatku tidak ada satupun yang kudapatkan,menurut cerita orang tuanya mereka sudah berkeluarga dan memilih tinggal di kampung halam istrinya.Hatiku tetap ceria walaupun tidak bertemu dengan mereka.
Sahabatku..
Ketika seseorang berkata bahwa dunia ini tak indah tanpa adanya dirimu, maka dia berkata benar... Dan ketika seseorang berkata bahwa dunia ini sepi tanpa adanya dirimu maka dia juga berkata benar... Karena ketika seseorang tidak mengenal dan memilikimu maka dia sebenarnya telah menghilangkan keindahan dunia dan melewatkan begitu berharganya kehidupan ini dari-nya.
Sahabat...
Ketika seorang pujangga berkata bahwa cinta adalah kelemahan alam yang ditimpakan kepada kita oleh manusia pertama, maka aku akan berkata bahwa sahabat adalah kekuatan alam yang diwariskan kepada kita oleh manusia pertama untuk menangkal lemahnya cinta, karena dirimu adalah wujud dari cinta dan kasih sayang..
Sahabat...
Cerita kita tidak berakhir hanya karena adanya sebuah tulisan ini tapi kisah kita akan berlanjut, menggema dan bersuara nyaring seperti kicauan burung di pagi hari sampai dimana masa ini sudah tidak lagi menaungi kita.
Sahabat..
Sang maha cinta telah mengirimkanmu sebagai sahabatku, dengan demikian dirimu menjadi teman tarikan nafas dalam lautan perasaan, menjadi sandaran dalam air mata langit kesedihan dan menjadi bagian terlengkap dalam senyuman dari kebahagiaan dunia jiwaku.
0 komentar:
Posting Komentar