Mereka dengan tentram hidup dan damai sampai sang bidadari dijemput para ratu ratu dari kayangan.

Bidadari adalah putri bungsu Raja Kayangan, dia terampil menenun berbagai pola yang indah dan pandai mewarnai. Bila Anda melihat langit terang benderang dan terdapat tujuh warna pelangi, itu pasti berasal dari tangan-tangan terampil Bidadari tersebut.
Niu Lang adalah seorang pengembala sapi yang dilahirkan dalam sebuah keluarga miskin di selatan Tiongkok. Orangtuanya meninggal saat ia masih muda, dan tumbuh dewasa dengan berbagai kesulitan. Dia tinggal sendirian dan memelihara sapi untuk mencari nafkah. Dia jujur, baik dan rajin, tapi karena miskin, ia belum menemukan seorang perempuan yang mau diajak menikah.
Suatu hari, ketika mengembala sapi di padang rumput, Niu Lang melihat sembilan bidadari kayangan turun ke tepi sungai. Sambil bersembunyi di balik pohon dia mengawasi para bidadari tersebut. Para bidadari melepaskan pakaian warna-warni mereka, meletakkanya di tepi sungai, dan mulai bermain di air. Niu Lang terpana pada kecantikan mereka, terutama pada bidadari yang paling muda, matanya melihat tanpa berkedip.

Beberapa saat kemudian, ketika para bidadari selesai mandi dan bersiap pergi, Bidadari paling muda tertinggal di belakang. Dia mencari pakaiannya tapi tidak berhasil menemukanya, dia bingung dan akhirnya tidak dapat kembali ke kayangan. Waktu untuk kembali ke kayangan telah berlalu, Niu Lang kemudian muncul dari balik pohon dan dia menyerahkan pakaian milik bidadari tersebut.
Niu Lang mengajak bidadari menikah dengannya. Walaupun tidak senang karena telah
meyembunyikan pakaian, ia melihat bahwa Niu Lang seorang pria yang baik, jadi dia setuju untuk menikah dengannya.
Niu Lang dan Bidadari menjalani hidup bahagia. Mereka saling mencintai dan
menghormati, dan mereka berdua bekerja keras. Bidadari berbaik hati dengan
mengubah rumah sederhana Niu Lang menjadi rumah yang indah dan penuh dengan kehangatan
Dua tahun cepat berlalu, Bidadari telah melahirkan dua anak, laki-laki dan perempuan.
Waktu dua tahun di bumi, di khayangan hanyalah sebentar. Begitu para bidadari lainya kembali ke kayangan, Raja Kayangan menemukan putri bungsunya telah hilang. Dia melihat putrinya telah menikah dengan seorang manusia di bumi. Dia marah, dan meminta Ratu Kayangan memimpin tentara kayangan membawa putri bungsunya kembali.
Di bumi, langit tiba-tiba menjadi gelap dan angin mulai menderu. Sesaat kemudian, tentara kayangan muncul dan mengambil Bidadari.
Walaupun sudah mengira hari ini akan datang, Niu Lang tetap terkejut, dan ia menjadi putus asa. Menempatkan masing-masing anaknya dalam keranjang dan membawa kedua keranjang dengan tongkat panjang, Niu Lang berlari setelah tahu ada pasukan yang mengambil istrinya, Dia mencoba untuk meraih istrinya. Para tentara harus membawa Bidadari naik ke kayangan, Niu Lang menemukan dirinya naik dengan mereka. Dia hendak maju tapi jarak antara dia dan istrinya telah dibatasi.

Niu Lang dan istrinya saling memandang dengan bergelimang air mata, mereka ingin sekali tetap bersatu. Tergerak oleh cinta mereka yang tulus, burung-burung walet membentuk sebuah jembatan di atas sungai kayangan.
Ratu Kayangan melihat Bidadari dan Niu Lang saling mencintai. Ia membiarkan mereka untuk bertemu setahun sekali, di malam ketika mereka dipisahkan yaitu pada hari ketujuh di bulan ketujuh.
Saat malam, pada hari ketujuh di bulan ketujuh, Anda akan menemukan sangat
banyak burung-burung walet, karena mereka naik untuk membentuk jembatan kayangan. Jika angin tenang, Anda mendengarkan dengan cermat, mungkin suara niu lang yang sedang bernyanyi,karena ingin bertemu dengan bidadari kekasih hatinya.
1 komentar:
ceritanya bagus sekali kak
komatsu pc 200
Posting Komentar