Minyak Jelantah Untuk Bahan Bakar

Mahasiswa Bikin Bus Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Semakin langkanya bahan bakar minyak dari fosil dan serta keprihatinan terhadap bahaya polutan yang dihasilkannya telah memicu ide kreatif sejumlah mahasiswa Georgia Institute of Technology, Georgia, Amerika Serikat. Para mahasiswa itu gerah melihat bus antar-jemput anak sekolah saban hari menyemburkan asap tebal hasil pembakaran.


Berangkat dari rasa prihatin dan miris terhadap dampak yang ditimbulkannya, mereka mencoba untuk mengurangi polutan tersebut. Tak sia-sia. Gayung bersambut.

Seperti dilansir thegreencrawebsites.co.uk, Rabu, 18 Mei 2011, Ford Motor Company melalui Ford College Community Challenge Grant memberikan dana US$ 50 ribu atau sekitar Rp 430 juta kepada mereka untuk mewujudkan ide kreatifnya.

“Dana itu difokuskan untuk membiayai sebuah konversi bus sekolah konvensional menjadi kendaraan hidrolik hibrida yaitu dengan bahan bakar biofuel,” bunyi pernyataan lembaga itu.

Lembaga sosial milik Ford itu mengaku jika telah rampung dan bisa dioperasikan, bus itu akan menjadi bus pertama di Negeri Abang Sam yang dikonversi menjadi kendaraan hidrolik hibrida. “Dan merupakan bus sekolah konvensional pertama yang dikonversi menjadi kendaraan berbahan bakar biofuel,” kata sumber di lembaga tersebut.

Menariknya, seperti dilansir autoevolution.com, bahan bakar bus itu adalah minyak goreng bekas dari rumah tangga alias jelantah. Memang, sebelum diisikan ke tangki bus minyak tersebut diubah terlebih dahulu menjadi biosolar.

Walhasil, bus sekolah yang merupakan pemberian Atlanta Public Schools diperkirakan tak akan mengepulkan asap pekat lagi. “Saat ini para mahasiswa tengah memasang instalasi mesin dan dalam waktu tidak lama lagi telah rampung,” laman itu menulis.

Tim tersebut dipimpin Michael Leamy, seorang asisten profesor teknologi Universitas Georgia.

Disadur dari kompas